I Am The Blade | Eng
Dao Zong, the supreme leader of the martial world, fell in a ruthless conspiracy. Soon after, leaders of the various sect were killed or imprisoned. Chaos spread quickly across the Martial World. Yan Jiyu, leader of Changfeng Pavilion, to reestablish order in the martial world,. He sent envoys to the remaining sects, aiming to build a “righteous” order under his control. Meanwhile, a young novice named Yang Ren received a letter left by Dao Zong. Determined to deliver it, he set out on a dangerous journey. Powerful enemies pursued him at every step. But Yang Ren fought back, relying on courage and persistence. His skills improved rapidly, and he found brave allies along the way. These experiences made him question the future of the martial world. He didn’t know what it should become—but he knew Yan Jiyu’s vision was wrong. Yang Ren raised a bold banner: “Chengfeng Gang.” Inspired by his spirit, others quickly followed.
I Am The Blade | Indo
Dao Zong, pemimpin tertinggi dunia persilatan, gugur dalam konspirasi kejam. Tak lama kemudian, para pemimpin sekte dibunuh atau dipenjara, membuat dunia persilatan kacau. Yan Jiyu, pemimpin Paviliun Changfeng, berusaha memulihkan ketertiban dengan mengirim utusan ke sekte-sekte tersisa, ingin membentuk tatanan “adil dan benar” di bawah kekuasaannya. Di saat yang sama, Yang Ren, seorang pemula muda, menerima surat warisan Dao Zong. Ia memulai perjalanan berbahaya untuk menyampaikannya, diburu musuh kuat di sepanjang jalan. Namun, dengan keberanian dan ketekunan, Yang Ren melawan dan berkembang pesat. Ia juga bertemu sekutu-sekutu pemberani yang membantunya melihat dunia persilatan dari sudut pandang baru. Ia belum tahu seperti apa dunia persilatan seharusnya, tapi ia yakin bahwa visi Yan Jiyu salah. Dengan semangat membara, Yang Ren mengibarkan panji bertuliskan “Chengfeng Gang.” Orang-orang pun mulai mengikutinya, terinspirasi oleh tekad dan keberaniannya.