Ancient Supremacy

Ancient Supremacy English

Lin Yun, once a sword slave of the Qingyun Sect in Tianshui Kingdom, was reborn with a new aptitude. Despite his poor comprehension, he quickly mastered the Tiger Fist and broke through to the triple realm of martial arts. This allowed him to become an outer disciple. However, even after shedding his identity as a sword slave, Lin Yun faced discrimination from others. The sect followed the unwritten rule: ‘Once a sword slave, always a sword slave. The path to martial arts is challenging. Lin Yun must continuously push himself, find ways to improve, and overcome the sect’s prejudices. Ultimately, he seeks to rewrite his fate and reach the pinnacle of martial arts.

Ancient Supremacy Indo

Lin Yun, budak pedang dari Sekte Qingyun di Kerajaan Tianshui, setelah kelahirannya kembali, bakatnya yang sebelumnya sangat buruk pemahamannya menjadi berbeda. Setelah menguasai satu set Tiger Fist, dia langsung menerobos ke tiga alam beladiri yang memungkinkannya menjadi murid sekte luar. Namun, meskipun dia menyingkirkan identitasnya sebagai budak pedang dan menjadi murid luar, Lin Yun masih didiskriminasi oleh murid-murid sekte lainnya, semua karena aturan tidak tertulis “satu hari menjadi budak pedang, seumur hidup menjadi budak pedang, seumur hidup menjadi budak pedang, dan seumur hidup menjadi budak pedang.” “budak pedang”… Jalan menuju seni bela diri penuh dengan kesulitan. Bagaimana Lin Yun terus-menerus menantang dirinya sendiri, menemukan peluang untuk perbaikan, mematahkan keluhan sekte, menulis ulang kehidupan seorang budak pedang, dan melangkah ke puncak seni bela diri?